Resume Mixed Method Research
Mixed method research
design (rancangan penelitian metode campuran) adalah
suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggabungkan metode
kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian atau serangkaian penelitian
untuk memahami permasalahan penelitian (Creswell & Plano Clark, 2011). Jika
menggunakan rancangan penelitian ini, harus memahami penelitian kuatitatif
maupun kualitatif. Hal ini membuat tipe rancangan penelitian ini membutuhkan
keterampilan-ketrampilan tertentu. Di samping itu, prosedurnya memakan banyak
waktu, membutuhkan pengumpulan dan analisis data ekstensif, dan mungkin
mengharuskan untuk berpartisipasi dalam suatu tim penelitian dengan beragam
keterampilan ketika menggunakannya. Selain itu, penelitian metode campuran ini
bukan sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua penelitian yang berbeda
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini melibatkan proses menggabungkan,
menyatukan, menghubungkan (membuat basis data yang satu dan menjelaskan basis
data yang lain), membangun (membuat basis data dan yang satu membangun sesuatu
yang baru yang digunakan dalam basis data yang lain).
Mixed
method research design (rancangan penelitian metode campuran) dilaksanakan
ketika tipe penelitian kualitatif atau kuantitatif tidak cukupuntuk menjawab
permasalahan penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian. Diperlukan lebih
bayak data untuk memperluas, mengelaborasi, atau menjelaskan data-data.
Contohnya, ketika seseorang mungkin pertama-tama ingin mengeksprolasi datanya
secara kualitatif untuk mengembangkan suatu instrumen atau mengidentifikasi
variabel untuk diuji dalam penelitian kuantitatif setelahnya. Ketika seseorang
terlibat dalam penelitian metode campuran ini dan ingin menindaklajuti suatu
suatu penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang lebih spesifik dan terperinci dibandingkan yang bisa
didapatkan dari hasil tes statistik. Metode penelitian campuran ini juga
digunakan ketika seseorang ingin memberikan perspektif alternatif dalam suatu
penelitian. Salah satu contohnya adalah suatu penelitian eksperimental dimana
pada proses eksperimen memberikan informasi yang berguna tentang hasil, tetapi
dengan adanya pengumpulan data kualitatif tambahan dapat mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana intervensi eksperimental
sebenarnya bekerja.
Metode
penelitian campuran ini memiliki beberapa tipe-tipe rancangan. Tetapi, sebelum
menelaah tipe-tipe rancangan, terlebih dahulu merefleksikan tentang berbagai
strategi yang berguna untuk mengidentifikasikan suatu penelitian metode
campuran yang digunakan dalam riset penelitian. Salah satu strateginya adalah
melontarkan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu dalam mengidentifikasi
suatu kajian sebagai penelitian metode campuran. Pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan adalah sebagai berikut.
o
Apakah terdapat bukti dalam penelitian
tersebut? Maksudnya, apakah judul tersebut memasukkan kata-kata seperti metode
campuran kuantitatif dan kualitatif, atau istilah-istilah terkait lainnyauntuk
menandai pengumpulan data kuantitatif maupun kualitatif.
o
Apakah terdapat bukti di bagian
pengumpulan data? Maksudnya, apakah pada bagian prosedur atau metode dimana
peneliti membahas pengumpulan data dan mengidentifikasikan apakah peneliti mendiskusikan
berbagai bentuk data kuantitatif (angka-angka yang dilaporkan dengan berbagai
pertanyaan tertutup) dan data kualitatif (beberapa kata atau gambar dengan
berbagai pertanyaan terbuka) sebagai bagian dari pengumpulan data.
o
Apakah terdapat bukti dalam pernyataan
tentang maksud atau pertanyaan penelitian? Maksudnya, apakah di dalam bagian
pendahuluan memuat pernyataan-pernyataan peneliti yaitu menunjukkan niat untuk
mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif selama penelitian.
Setelah mengidentifikasi penelitian
sebagai metode campuran, selanjutnya tentukan tipe rancangan metode campuran
yang digunakan peneliti. Peneliti dapat melontarkan pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
1. Niat
atau tujuan. Apakah tujuan peneliti menggabungkan data kuantitatif dan
kualitatif? Niat atau tujuan berkaitan dengan ide untuk membangdingkan kedua
data,untuk memvalidasi data yag satu dengan datayang lain, atau untuk mencapai
pemahaman yang lebih lengkap tentang sebuah permasalahan.
2. Timing.
Bagaimana sekuensi pengumpulan data kuantitatif dan kualitatifnya? Tentukan
apakah data kualitatif atau data kuantitatif yang pertama dan yang kedua dalam
pengumpulan data atau apakah data tersebut dikimpulkan secara berbarengan.
3. Penekanan.
Apakah prioritas atau bobot yang diberikan peneliti pada pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif? Prioritas ataubobot berarti bahwa salah satu bentuk
data diberi perhatian atau penekanan lebih besar dalam penelitian. Akan tetapi,
data kuantitatif dan kualitatif kadang-kadang diperlakukan sama.
Dengan
menggunakan ketiga pertanyaan ini, peneliti dapat mencari dan mengidentifikasi
rancangan metode campuran yang lazim digunakan dalam penelitian pendidikan. Terdapat
enam rancangan dalam penelitian metode campuran ini. Enam rancangan ini dibagi menjadi 2 yaitu rancangan dasar dan
rancangan advance yang merupakan gabungan rencana dasar dan kerangka kerja.
Rancangan dasar yang terdiri dari:
1.
Rancangan
Konvergen
Rancangan metode campuran konvergen
(atau paralel atau konkuren) (yang disebut rancangan konvergen untuk sebutan
singkatnya) adalah mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara
simultan, menggabungkan datanya, membandingkan hasilnya, dan menjelaskan semua
diskrepansi dalam hasilnya. Latar belakang pemikiran dasar untuk rancangan ini
adalah bentuk pengumpulan data yang satu memberikan kekuatan untuk mengurangi
kelemahan bentuk pengumpulan data yang lain dan bahwa pemahaman yang lebih
lengkap tentang permasalahan penelitiannya akan dihasilkan dari mengumpulkan
data kuantitatif maupun kualitatif.
Kekuatan rancangan ini adalah
menggabungkan kelebihan masing-masing bentuk data; artinya, data kuantitatif
menyediakan daya generalisasi, sementara itu data kualitatif menawarkan
informasi tentang konteks atau ranah. Rancangan ini memungkinkan seorang
peneliti untuk mengumpulkan informasi yang menggunakan fitur-fitur terbaik
pengumpulan data kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu kesulitan rancangan
ini adalah bagaimana menggabungkan kedua bentuk data dan ketika itu ini
dilakukan, bagaimana menentukan cara mengases hasil yang divergen. Jika
hasilnya divergen, maka divergensi ini perlu dijelaskan. Seringkali peneliti
akan kembali ke basis data aslinya dan mengases apakah hasilnya perlu
dianalisis ulang atau mereka akan
mengumpulkan data baru. Dalam kasus yang manapun, penjelasan perlu diberikan
dalam penelitian.
2.
Rancangan
Sekuensial Eksplanatoris
Explanatory mixed methods design
(rancangan metode campuran eksplanatoris)-mungkin merupakan bentuk pendekatan
metode campuran yang paling populer dalam penelitian pendidikan. Explanatory
sequential mixed methods design (rancangan metode campuran sekuensial
eksplanation) (yang juga disebut two-phase model [model dua-fase] dan di sini
disebut secagai rancangan explanatoris; Creswell & Plano Clark, 2011)
terdiri atas pertama-tama mengumpulkan data kuantitatif dan setelah itu
mengumpulkan data kualitatif untuk membantu menjelaskan atau mengelaborasi
tentang hasil kuantitatif. Latar belakang pemikiran untu pendekatan ini adalah
data kuantitatif dan hasil memberikan gambaran umum tentang permasalahan
penelitiannya; lebih banyak analisis, khususnya melalui pengumpulan data
kualitatif, diperlukan untuk menyempurnakan, memperluas, atau menjelaskan
gambaran kuantitatif umumnya.
Rancangan ini memiliki kelebihan dengan
mengidentifikasi dengan jelas bagian kuantitatif dan kualitatif, yang
menguntungkan bagi pembaca maupun bagi yang merancang dan melaksanakan penelitian.
Berbeda dengan rancangan konvergen, peneliti tidak harus mengonvergensikan atau
mengintegrasikan dua bentuk data yang berbeda. Akan tetapi, kesulitan dalam
menggunakan rancangan ini adalah peneliti perlu menentukan aspek hasil
kuantitatif apa yang harus ditindaklanjuti. Tindak lanjut ini berarti
memutuskan tentang partisipan-partisipan yang akan diambil sebagai sampel di
fase kualitatif kedua maupun, dan yang lebih penting pertanyaan-pertanyaan yang
harus ditanyakan di fase tindak lanjut yang mendasarkan diri pada fase
kuantitatif awal. Di samping itu, rancangan ini intensif tenaga kerja dan
membutuhkan keahlian dan waktu untuk mengumpulkan data kuantitatif maupun
kualitatif secara berurutan.
3.
Rancangan
Sekuensial Eksploratoris
Exploratory sequential mixed methods
design (metode campuran sekuensial eksploratoris) (yang disebut rancangan
eksploratoris) melibatkan prosedur pertama-tama mengumpulkan data kualitatif
untuk mengeksplorasi suatu fenomena dan setelah itu mengumpulkan data
kuantitatif untuk menjelaskan hubungan yang ditemukan dalam data kualitatif.
Aplikasi populer rancangan ini adalah mengeksplorasi suatu fenomena,
mengidentifikasi tema, merancang suatu instrumen, dan setelah itu mengujinya.
Peneliti menggunakan rancangan ini ketika instrumen, variabel, dan ukuran yang
sudah ada mungkin tidak diketahui atau tidak tersedia untuk populasi yang
diteliti.
Salah satu kelebihan pendekatan ini
adalah pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi
ukuran-ukuran yang sebenarnya tertanam dalam data yang diperoleh dari beberapa partisipan
penelitian. Peneliti pada awalnya dapat mengeksplorasi berbagai pandangan
dengan mendengarkan partisipan, bukan mendekati sebuah topik dengan sejumlah
variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi, kelemahannya adalah
karena pendekatan ini membutuhkan pengumpulan data ekstensif dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses ini. Pengujian sebuah instrumen menambah waktu yang
cukup panjang untuk implementasinya. Pendekatan ini juga menuntut peneliti
untuk membuat keputusan tentang data kualitatif yang paling tepat-guna
(misalnya, kutipan, kode, dan teman) untuk digunakan dalam fase kuantitatif
tindak lanjut.
Sedangkan rancangan advance terdiri
atas:
1.
Rancangan
Eksperimental
Rancangan eksperimental adalah
membungkus suatu rancangan metode campuran dasar dalam suatu eksperimen.
Rancangan ini pada dasarnya berarti bahwa peneliti menambahkan pengumpulan
data, analisis data, dan hasil kualitatif ke dalam suatu eksperimen.
Kekuatan rancangan ini adalah
menggabungkan kelebihan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif lebih
efektif dalam mencatat hasil-hasil eksperimen daripada mengidentifikasi melalui
data kualitatif tentang bagaimana individu-individu mengalami prosesnya.
Rancangan ini juga menyediakan suatu tipe rancangan metode campuran di mana
peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif, tetapi rancangan secara
keseluruhannya masih menekankan pendekatan kuantitatif.
2.
Social
Justice Design
Social Justice Design
(rancangan keadilan sosial) adalah suatu rancangan metode campuran dimana suatu
kerangka kerja membungkus rancangan dasar konvergen, eksplanatoris, atau
eksploratoris. Rancangan ini huga bisa disebut rancangan transformatif atau
rancangan partisipatoris karena niatnya adalah untuk mentransformasikan
masyarakat dan mengatasi ketidakadilan yang ada untuk populasi tertentu. Salah
satu kekuatan rancangan ini adalah ia berbasis nilai dan ideologis. Tantangan
dalam menggunakan rancangan ini adalah peneliti masih harus belajar tentang bagaimana
sebaiknya mengintegrasikan kerangka kerja tersebut ke dalam penelitian metode
campuran.
3.
Rancangan
evaluasi multitahap
Multistage evaluation designs (rancangan
evaluasi multitahap) adalah rancangan metode campuran yang digunakan ketika
peneliti mencoba mengevaluasi dampak suatu program atau proyek. Evaluasi ini
melibatkan langkah evaluasi formatif maupun sumatif, dan hal ini terdiri atas
langkah-langkah yang berbeda dalam penelitian yang dimulai dengan tahap
asesmen, pengembangan teori atau konseptualisasi, rancangan suatu instrumen dan
pengujian suatu program. Tahap-tahapnya bisa melibatkan kombinasi penelitian
yang konvergen, eksplanatoris, maupun eksploratoris.
Langkah-langkah dalam proses melaksanakan penelitian metode campuran
Mengevaluasi
Penelitian Metode Campuran
Penelitian
metode campuran perlu berkualitas tinggi. Ini berarti bahwa penelitian itu
perlu disebut proyek “metode campuran” dan bahwa peneliti perlu menyebutkan
penggunaan data kuantitatif maupun kualitatif dan bagaimana metode-metode itu
akan diintegrasikan dalam suatu penelitian. Di samping itu, rancangannya perlu
diidentifikasi, dideskripsikan, dan divisualisasikan. Suatu pengetahuan kerja
tetntang metode campuran juga akan menambah kualitasnya jika peneliti
menyebutkan artikel jurnal dan buku khusus dalam kepustakaan metode
campurannya.
Referensi:
Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.







0 komentar:
Posting Komentar