Senin, 18 Januari 2016

Refleksi UAS Filsafat Ilmu

FILSAFAT DALAM MEMBANGUN HIDUP



Mata Kuliah : FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA.









  
Oleh:
AIDA RUKMANA HADI
(15709251093)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016


PENDAHULUAN

Tulisan ini merupakan sepenggal pengalaman saya dalam belajar filsafat ilmu pada kelas A pendidikan matematika pascasarjana yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. Perkuliahan  dengan mata kuliah filsafat ini menjadikan saya mengerti beberapa hal mengenai apa itu filsafat, meskipun saya tahu bahwa bagaimanapun saya mendefinisikan arti dari filsafat saya tidak akan mampu untuk mengutarakan dan memikirkannya karena bermiliar-miliar pangkat miliar definisi yang ada pada alam semesta ini dan tidak saya ketahui.
Dengan adanya mata kuliah filsafat pada perkuliahan ini, saya belajar untuk banyak membaca. Dimana,awalnya keadaan ini sangat menjemukan karena setiap hari harus berkutat dengan bacaan-bacaan yang terkadang sulit untuk saya pahami. Sebelum mengenyam perkuliahan ini, filsafat merupakan hal yang rumit dan saya mengira filsafat merupakan suatu hal yang sulit untuk dapat dipahami. Tetapi dengan teknik yang diajarkan oleh bapak dengan memperbanyak membaca membuat saya dari yang tidak tahu apa-apa lambat laun sedikit dapat memahami konsep dari filsafat itu sendiri, bagaimana filsafat dapat membangun wawasan, ilmu dan pengetahuan, bagaimana intuisi dan pengalaman dapat mempengaruhi kehidupan seseorang sampai bagaimana filsafat dalam  proses pembelajaran matematika yang sangat berguna bagi saya yang Insya Allah kelak menjadi seorang pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, saya rasa filsafat bukan sekedar menjadi sebuah mata kuliah, akan tetapi sebuah tindakan atau aktivitas. Filsafat yang dimana merupakan kegiatan atau aktivitas dalam berpikir secara mendalam tentang pertanyaan besar dalam hidup kita tentang apa yang menjadi tujuan hidup kita, bagaimana membangun hidup dengan baik, dan sebagainya. Dengan mempelajari mata kuliah ini, saya sedikit dapat mengetahui pemikiran-pemikiran para filsuf besar sepanjang sejarah seperti Plato, Aristoteles, Rene Descartes, Immanuel Kant dan lain-lain yang dimana pemikiran-pemikiran mereka membawa pengaruh yang sangat besar dalam membangun dunia, yang sebagaimana kita pahami sekarang ini.
Refleksi ini merupakan tulisan yang dimana saya akan mengulas kembali refleksi-refleksi saya tentang pengertian filsafat, objek-objek filsafat dan bagaimana filsafat dapat membangun hidup. Berikut penjelasannya pada bab pembahasan.

PEMBAHASAN

1.    Pengertian filsafat dan adab-adab mempelajarinya
Filsafat adalah olah pikir, sumber yang dipikirkan, pembenaran, logika, cakupan pikiran, objek yang dipikirkan, tata cara, etik dan estetika. Berfilsafat adalah membaca, dan segala objek yang ada di dunia ini merupakan bacaan. Alat komunikasi yang digunakan dalam berfilsafat adalah bahasa analog dengan kualitas yang berbeda-beda. Ada tiga aspek yang di pelajari dalam filsafat yaitu: ontologi (hakikatnya), epistimologi (pengetahuanya/metodologinya) dan aksiologi (etik dan estestika/kepantasannya) benar atau salahnya serta baik dan buruknya. Dalam mempelajari filsafat terdapat tata cara atau adab-adab yang perlu diperhatikan. Pertama, menguatkan pagar spiritualitas sesuai keyakinan yang dimiliki karena Koridor paling tinggi sekaligus membawai dan mendasari filsafat ilmu yaitu koridor spiritual. Dengan menguatkan dan menetapkan spiritualitas maka hati dan pikiran akan terjaga. Semakin tinggi tingkatan spiritualitas diri, maka semakin mudah seseorang dalam memperoleh kebahagian dan memaknai hidup. Kedua,  memantapkan aspek psikologi diri yang meliputi kesabaran, ketelatenan, keuletan, daya juan, dan sebagainya. Ketiga, memperbaiki aspek psikologi belajar.
2.    Objek-objek filsafat
Objek-objek dari filsafat terdiri dari hal yang Ada dan Mungkin ada dimana terdapat bermiliar-miliar pangkat miliar contoh objek yang sampai kapanpun kita tidak bisa merincikannya satu persatu. Salah satu contoh objek filsafat yang MUNGKIN ADA yaitu kejadian besok pagi. Apakah kejadian masa lampau itu merupakan hal yang MUNGKIN ADA?? Bisa jadi, karena masa lampau itu pasti dialami oleh setiap manusia tapi belum tentu manusia itu mengetahui masa lampau manusia lainnya. Maka kejadian masa lampau dikatakan hal yang MUNGKIN ADA. ADA bagi manusia itu tapi belum tentu ADA pada manusia lainnya. Objek filsafat ini memiliki alirannya masing-masing, yang pertama yaitu Idealis atau Rasionalis yang berarti menganggap ada, walaupun hanya di dalam pikiran. Tokohnya yaitu Plato. Contohnya, seseorang menunjukkan sebuah benda kepada kita. Benda itu otomatis akan terekam dan menjadi ADA di dalam dan nyata secara fisik di luar pikiran. Walaupun seseorang itu menyembunyikan benda tersebut dan benda itu hilang, benda tersebut masih ADA yaitu dalam pikiran kita karena bayangan benda itu masih sangat jelas. Kedua yaitu Realis murni yang menganggap ADA atau TIDAK ADAnya sebuah benda tergantung nyata atau tidak nyatanya benda tersebut. Menganggap ADA hanya jika benda itu ada di depan matanya dan jika benda itu menghilang maka benda itu dikatakan TIDAK ADA. Tokoh dari realis murni adalah Aristoteles. Dalam kehidupan nyata, keduanya harus ada untuk menyeimbangkan ruang dan waktu. Dalam analognya, aliran plato merupakan pikiran dan aliran aristoteles berarti pengalaman. Jadi sebenar-benarnya ilmu adalah pengalaman yang dipikirkan.
3.    Filsafat dalam Membangun Hidup
Filsafat sangat erat kaitannya dalam menggapai sebenar-benarnya hidup. Dalam filsafat, kita juga dapat mempelajari seputar doa dan ikhtiar yang merupakan bagian terpenting dalam menjalani kehidupan menuju tujuan dan harapan hidup yang diinginkan. Jika hidup berserah pada nasib saja itu tidak bisa ataupun juga hidup dengan ikhtiar itupun juga tidak bisa. Jika seseorang menghadapi sesuatu seharusnya ikhtiar disertai dengan doa. sebenar-benarnya hidup adalah sintesis interaksi antara doa dan ikhtiar.
Tujuan hidup itu idealis yaitu merupakan sesuatu yang ada di dalam pikiran. Antara fakta dan pikiran belum tentu sinkron. Bagaimana apabila tujuan hidup tidak sesuai ataupun sesuai dengan harapan. Banyak perpesktif dari sisi filsafat untuk mendekatinya baik itu dari sisi tesis dan anti tesisnya. Usaha, berpikir, atau hidup itu tidak lain berasal dari dua unsur atau lebih yang manusia hasilkan atau sintesiskan. Kemudian jika hal ini dikaitkan dengan hal spiritual, maka yang dipikirkan oleh manusia itu bersifat relatif. Dikatakan relatif karena manusia tidak mengerti bahwa kriteria keberhasilan yang dikehendaki itu punya pandangan yang lain yang manusia tidak menyadarinya. Contohnya ketika kita gagal terhadap sesuatu kemudian  kita bertawakal dan berdoa, kekuatan yang dimiliki untuk berjuang masih bertahan, dan tetap berusaha. Kemudian dengan semangat yang masih tersisa tersebut kita berhasil keluar dari kegagalan itu dan memperoleh kesuksesan. Keberhasilan ini segmennya sudah berbeda dan memiliki makna yang berlipat ganda. Dalam perkuliahan pada pertemuan kelima Pak Marsigit bercerita mengenai lingkungan dimana beliau mendirikan rumah dan menjadi tempat tinggalnya sampai sekarang. Dulu, di dekat rumah yang beliau tempati sekarang terdapat sepetak tanah dengan serumpun pohon bambu. Dimana, setiap hujan turun pohon bambu tersebut pasti roboh dan merusak atap rumah beliau serta yang lebih parahnya lagi kabel listrik yang membentang di atas rumah beliau putus. Pemilik sepetak tanah tersebut adalah orang asli daerah itu, tetapi tempat tinggal orang tersebut agak jauh dari rumah beliau. Kemudian, Pak Marsigit mendatangi dan berbicara dengan pemilik sepetak tanah dengan rumpun bambu tersebut, dengan maksud ingin menebang pohon bambu itu. Orang itu memperbolehkan beliau untuk menebang asalkan menebangnya dari atas. Ini menandakan bahwa orang tersebut tidak ikhlas jika pohon bambunya ditebang. Beliau (Pak Marsigit) merupakan orang pendatang di kampung tersebut dan belum mengerti tata cara masyarakat yang ada di kampung itu. Kelihatannya untuk menebang pohon bambu itu, pemilik sepetak tanah tersebut tidak berkenan dan mengatakan bahwa mana lebih dulu pohon bambu itu atau rumah yang bapak dirikan. Beliau bisa saja melaporkan hal ini kepada perangkat desa karena untuk menebang bambu itu adalah hak beliau dan bambu itu sangat meresahkan dan menyebabkan ketidaknyamanan dengan tempat tinggalnya. Tetapi beliau memiliki prinsip yaitu pantang untuk bermusuhan dengan tetangga. Akhirnya jalan satu-satunya yang beliau tempuh adalah spiritualitas yaitu dengan berdoa, memohon kepada Allah agar diberi solusi. Akhirnya, setelah beberapa tahun kemudian Allah mengabulkan doa beliau. Anak dari pemilik sepetak tanah tersebut ingin mendirikan rumah di tanah itu tetapi anak itu tidak ingin jika bambu tersebut masih tertanam disana akhirnya tanah itu dijual dan kemuadian orang yang membeli tanah tersebut membabat habis bambu itu dan mendirikan rumah pada tanah tersebut. Itu merupakan solusi bagi beliau, doa yang selama ini dipanjatkan, terkabul. Hubungan antar tetangga tetap terjaga dengan baik, saling menghormati, dan menghargai satu sama lain. Terkadang manusia merasa dunia itu sempit, berpikir bahwa tidak ada solusi untuk masalah yang dihadapi. Tetapi dengan kita berdoa, bertawakal dengan sungguh-sungguh maka Allah akan menunjukkan solusi bagi kita. Solusi itu tidak langsung kelihatan namun perlahan-lahan tapi pasti. Seseorang tidak boleh berpikir negatif kepada Allah dan tidak boleh memvonis dirinya bahwa ia tidak akan berhasil karena itu mendahului takdir Tuhan. Ini merupakan jebakan filsafat yaitu jebakan pengertian, pura-pura mengerti tetapi sebenarnya tidak mengerti dan hal ini merupakan tindakan yang tidak sesuai sengan ruang dan waktu. Dalam setiap keadaan, sesulit apapun itu seorang hamba harus selalu berprasangka baik pada Allah bahwa Dia Maha Berkuasa akan menolong hamba-Nya. Allah swt merupakan satu-satunya sumber pengharapan dan tempat seorang hamba bergantung. Keyakinan akan adanya pertolongan Allah dan kuasa-Nya ditindaklajuti dengan kekhusuan seseorang dalam berdoa. Doa merupakan kedekatan seorang hamba kepada Sang Pencipta dan ia harus yakin hanya kepada Allah lah tempatnya bergantung serta menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Jangan pernah untuk berhenti berdoa. Jangan pernah lupa bahwasanya doa yang tulus harus juga dibarengi dengan ikhtiar yang tiada henti dan bekerja keras agar tujuan-tujuan yang telah dirancang dapat tercapai.
Dalam berdoa, percaya atau yakin kepada sang pencipta adalah salah satu kunci dan merupakan salah satu pondasi atau dasar dalam membangun hidup. Rasa percaya itu ada di dalam dan ada di luar, ada di dalam hubungan antara subyek dan obyek. Jika seseorang sebagai subyek maka yang di luar dari seseorang itu obyeknya atau sifat-sifatnya. Berfilsafat itu fungsinya mencari kepastian dan kebenaran, tetapi jika seseorang mencari kepastian itu pertanda bahwa seseorang itu tertangkap oleh ruang dan waktu yang salah atau terjebak dalam mitos. Kepastian itulah yang disebut dengan mitos, kecuali kepastian itu adalah keyakinan seseorang dalam hal spiritualitas atau keyakinan dan kepercayaan kita kepada Sang Pencipta. Tujuan dari filsafat adalah membongkar kepastian itu. Ketidakpercayaan ini memiliki aliran, jika ketidakpercayaan tersebut dibangun maka jadilah dunia yang penuh dengan ketidakpercayaan. Di dalam filsafat, hal ini disebut dengan skeptisisme dan tokohnya adalah Rene Descartes. Dimana ia sering bermimpi dan mimpinya sangat nyata, ia tidak bisa membedakan antara dunia mimpi dan dunia nyata.  Sampai-sampai ia meragukan keyakinannya terhadap Tuhan, sehingga ia mencari kepastian apa yang bisa dijadikan tonggak kepastian. Ternyata, kepastian yang diperolehnya adalah ia menyadari bahwa ia sedang bertanya pada dirinya sendiri apakah ia berada di alam mimpi atau nyata. Hal ini menyadarkan ia bahwa dengan bertanya dan memikirkan hal tersebut berarti ia tidak dalam keadaan bermimpi. Ia merasa ada dan berada di alam nyata karena ia sedang berpikir. Corgito Ergosum “Aku ada karena aku berpikir”. Seseorang ada karena ia mengadakan dirinya, menunjukkan dirinya dengan berkarya.. dan jika seseorang dipenuhi dengan ketidakpastian atau penuh dengan keragu-raguan hendaknya ia berdoa. Berdoalah dengan adab dan tata cara yang benar.

PENUTUP

Filsafat merupakan kegiatan olah pikir. Obyek yang dipikirkan yaitu berupa hal-hal yang ada dan mungkin ada yang berasal dari dalam dan luar pikiran. Filsafat adalah proses berpikir seseorang terhadap obyek yang ada dan mungkin ada, dengan pikirannya tersebut seseorang dapat memahami hakekat dari kehidupan. Terdapat bermiliar pangkat miliar obyek yang ada dan mungkin ada yang artinya sangat banyak obyek filsafat di jagat raya ini. Sehingga sehebat-hebat seseorang dan sebanyak-banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya tidak akan mampu untuk mendefinisikan filsafat.
Manusia dalam menjalani roda kehidupannya agar dapat menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat adalah melakukan doa serta ikhtiar. Doa dan ikhtiar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika seorang menjalankan hidupnya hanya dengan ikhtiar atau usaha dan tanpa berdo’a sedikitpun, maka ikhtiarnya hanya sebatas pada dunia atau dirinya saja, dan doa tanpa ikhtiar hanya mengakibatkan kekurangan dan keterpurukan di dunia.
Membangun hidup seperti halnya seseorang yang ingin membangun rumah. Diperlukan dasar atau pondasi agar kelak berdirinya kuat, mampu menghalau segala apapun yang mencoba untuk menggoyahkan dan merobohnya. Pondasi dalam membangun hidup dapat diperkuat melalui potensi diri yang berupa ikhtiar dan doa yang selalu dilakukan dan dipanjatkan dengan tulus dan ikhlas semata-mata menggapai ridho Allah.
Sebenar-benarnya tujuan dari hidup manusia adalah kebahagiaan. Kebahagiaan terikat akan ruang dan waktu. Maknanya bahwa kebahagiaan yang sempurna tidak akan dicapai oleh manusia di dunia karena kebahagiaan manusia di dunia itu tergantung ruang dan waktu  serta  bersifat relatif. Untuk dapat menggapai tujuan hidup yaitu kebahagiaan yang sejati atau kebahagiaan dunia dan akhirat adalah dengan selalu ikhlas menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika kita melaksanakan dua hal itu maka sendirinya kepuasan batin atau yang disebut kebahagiaan akan mengikuti langkah hidup kita.


2 komentar: