Minggu, 21 Februari 2016

Matematika Model

Sekilas Tentang Pemikiran Al-Kindi

Aida Rukmana Hadi (15709251093)
Pend. Matematika Kelas A

Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan tidak akan pernah terlepas dari peranan dan pengaruh yang sangat kuat dari para tokoh baik itu para filsuf maupun para ilmuwan. Dengan adanya pemikiran merekalah, saat ini ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan sangat pesat sehingga dapat kita rasakan dan kita petik manisnya buah dari kerja keras mereka. Al-Kindi merupakan salah seorang sosok filsuf dan ilmuwan yang luar biasa dan sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dari berbagai bacaan yang saya peroleh al-Kindi dipandang sebagai filsuf islam pertama yang terlahir dari keturunan arab asli.

Nama lengkap yang disandang oleh beliau adalah Abu Yusuf Ya'kub bin Ishaq As-Shabbah bin 'Imran bin Ismail bin Muhammad Al-Asy'ats bin Qays Al-Kindi. Beliau dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H (801 M). Nama al-Kindi beliau peroleh dari penisbatan pada sukunya yakni Banu Kindah yang merupakan salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan.
Al-Kindi sejak kecil sudah mulai berkutat dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan, beliau sangat mahir membaca tulisan dan berbagai bacaan yunani yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Tidak hanya itu, beliau juga mahir dan menulis berbagai karya-karya dalam bidang filsafat, ilmu pengobatan, psikologi, farmakologi, matematika, optik, dan sebagainya.
Menurut al-Kindi cabang ilmu matematika merupakan cabang ilmu yang paling penting, Menurutnya seseorang tidaklah mungkin bisa menguasai filsafat apabila seseorang tersebut tidak terlebih dulu menguasai matematika. Paling utama yang menjadi cakupan dalam matematika adalah ilmu bilangan atau aritmatika, karena menurutnya tanpa adanya bilangan maka tidak akan ada suatu apapun itu.
Filsafat menurut al-Kindi adalah sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu sejauh yang dapat dijangkau oleh manusia. Al-Kindi menegaskan bahwa filsafat memiliki keterbatasan dan manusia tidak akan dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan surga, neraka, dan kehidupan di akhirat. Walaupun al-Kindi mempelajari filsafat-filsafat yunani dan terpengaruh pemikiran-pemikiran para filsuf khususnya Plato dan Aristoteles, beliau tidak secara otomatis menerima dan mengikuti begitu saja pemikiran-pemikiran dari para filsuf Yunani, ada beberapa hal dari pemikiran-pemikiran para filsuf tersebut yang beliau rasa bertentangan dengan ajaran Islam yang diyakininya sehingga diperlukan analisis yang mendalam dalam menyesuaikan pemikiran-pemikiran tersebut dengan ajaran agama. Beliau menyeimbangkan antara filsafat dan agama yang didasarkan pada tiga alasan yaitu: (1) Ilmu agama merupakan bagian dari filsafat. (2) Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan kebenaran filsafat saling bersesuaian. (3) Menuntut ilmu, secara logika, diperintahkan dalam agama. Dalam membuktikan adanya Tuhan dengan jalan filsafat, al-Kindi memberikan argumen tentang keteraturan alam dan peredaran alam dimana sebagai bukti adanya Tuhan serta alam adalah ciptaan Tuhan. Sedangkan pendapatnya tentang keberadaan jiwa, beliau mengatakan bahwa jiwa memiliki wujud tersendiri yang terpisah dari badan, serta substansinya adalah berasal dari Tuhan. Disini, beliau juga berupaya untuk membuktikan bahwa berfilsafat itu bukan kegiatan yang menyesatkan dan terlarang tetapi kegiatan mengolah pikiran untuk mencari kebenaran dari sebuah permasalahan.
Referensi:
http://syafieh.blogspot.co.id/2013/03/filsafat-al-kindi.html

0 komentar:

Posting Komentar