Senin, 19 Oktober 2015

Refleksi Filsafat Ilmu 5



HIDUP ITU...
(Relatif)

Tulisan ini merupakan refleksi kelima dari perkuliahan filsafat ilmu pertemuan kelima pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 bertempat di ruang 305B Gedung lama pascasarjana pukul 11.10 – 12.50 WIB yang dihadiri oleh mahasiswa S2 Pendidikan Matematika kelas A dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigith. MA. Pada pertemuan kali ini beliau mengajukan tes spontan yang jawabannya kami jawab juga dengan spontan yang kami tulis pada selembar kertas. Tes itu terdiri dari 50 soal yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kami dalam memahami filsafat. Ternyata jawaban yang kami tuliskan di selebaran kertas itu sangatlah berbeda dengan jawaban yang diberikan oleh bapak. Sebagian besar dari kami memiliki jawaban yang semuanya salah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan kata-kata yang ada dalam kehidupan sehari-hari lalu diartikan dalam istilah filsafat.
o  Istilah sesuatu yang tersembunyi di dalam filsafat yaitu Metafisik
o  Istilah Sesuatu yang bisa dilihat, disentuh, didengar di dalam filsafat yaitu Realisme
o  Istilah harapan atau tujuan di dalam filsafat yaitu Idealisme
o  Istilah hasil pikiran di dalam filsafat yaitu Sintesis
o  Istilah sesuatu yang berbeda di dalam filsafat yaitu Kontradiksi
o  Istilah roh atau sesuatu yang ghaib di dalam filsafat yaitu Noumenal
o  Istilah sesuatu yang ada di dalam filsafat yaitu Eksistensialisme
o  Istilah sesuatu sama di dalam filsafat yaitu Identitas
o  Istilah sesuatu yang luas dan tinggi di dalam filsafat yaitu Transenden
o  Istilah sesuatu yang di dalam pikiran di dalam filsafat yaitu Intensif
o  Istilah sesuatu yang di luar pikiran di dalam filsafat yaitu Ekstensif
o  Istilah sesuatu yang jauh di dalam filsafat yaitu Teleologi
o  Istilah sesuatu yang besar di dalam filsafat yaitu Makrokosmis
o  Istilah sesuatu yang kecil di dalam filsafat yaitu Mikrokosmis
o  Istilah jika maka, sebab akibat di dalam filsafat yaitu Konfrentisme
o  Istilah bertanya dan menjawab dala filasafat yaitu Dialogtisisme
o  Istilah Konsisten di dalam filsafat yaitu Hermendekhalisme
o  Istilah Matematika murni, Tautologi, di dalam filsafat yaitu Koherentisme
o  Istilah Tidak konsisten di dalam filsafat yaitu Herakleitos realis
o  Istilah sesuatu Pasti atau mutlak di dalam filsafat yaitu Absolutisme
o  Istilah sesuatu yang tidak pasti di dalam filsafat yaitu Relatifisme
o  Istilah mencoba di dalam filsafat yaitu Saintisisme
o  Istilah pengalaman di dalam filsafat yaitu Empirisme
o  Istilah khayalan di dalam filsafat yaitu Fiksionisme
o  Istilah ragu-ragu di dalam filsafat yaitu Skeptisme
o  Istilah benda di dalam filsafat yaitu Matearialisme
o  Istilah cinta di dalam filsafat yaitu Romantisisme
o  Istilah manfaat di dalam filsafat yaitu Utilitiarilisme
o  Istilah takdir di dalam filsafat yaitu Fatalisme
o  Istilah ikhtiar atau usaha di dalam filsafat yaitu Vitalisme
o  Istilah bahasa di dalam filsafat yaitu Analitis
o  Istilah sesuatu yang benar di dalam filsafat yaitu Epistimologi
o  Istilah sesuatu yang salah di dalam filsafat yaitu Falitisme
o  Istilah memilih atau pilihan di dalam filsafat yaitu Reduksionisme
o  Istilah sesuatu yang terpisah di dalam filsafat yaitu Separatisme
o  Istilah tuntas di dalam filsafat yaitu Radikalisme
o  Istilah menentukan di dalam filsafat yaitu Determinisme
o  Istilah sejarah di dalam filsafat yaitu Regrealisme
o  Istilah kuasa di dalam filsafat yaitu Makiafelisme
o  Istilah mengabaikan di dalam filsafat yaitu Abstraksi
o  Istilah efisien di dalam filsafat yaitu Pragmatisme
o  Istilah sebab utama dan sebab pertama di dalam filsafat yaitu Kausa Prima
Pada pertemuan kelima ini kami juga menyediakan pertanyaan karena dari pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan dijawab oleh bapak dan penjelasan-penjelasan dari pertanyaan tersebut akan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi kami yang awalnya mungkin ada bagi kami menjadi ada.

Pertanyaan 1: Apakah jodoh bersifat relatif?
Filsafat merupakan olah pikir, apabila dilihat dari tatanan dimensinya dimensi teratas yaitu spiritual kemudian diikuti normatif lalu formal dan dimensi terbawah yaitu material. Maka masalah jodoh itu harus dijelaskan apakah itu dalam bentuk pernikahan atau percintaan. Sehebat-sehebat pikiran manusia, ia tidak akan mampu menjelaskan segala perasaan di hatinya walaupun ia seorang raja sekalipun. Itu pertanda bahwa pikiran kita tidak mampu menjangkau spiritualitas secara total. Sehebat-hebat perkataan manusia tidak mampu mengungkapkan semua isi pikirannya. Sehebat-hebat manusia menulis tidak akan mampu menulis segala paa yang ada di pikirannya. Sehebat-hebat apapun tindakan, langkah manusia atau segesit apapun ia tidaklah mungkin melaksanakan semua tulisannya, pikirannya, kata-katanya dan hatinya. Pernikahan adalah struktur yang lengkap terdapat material, formal, normatif, dan spiritual. Jadi, terdapat bagian dari pernikahan itu yang tidak mampu dipikirkan contohnya proses bertemu dengan pasangan masing-masing. Terkadang proses yang kita lakukan sudah dirancang dengan matang tetapi gagal. Ada unsur lain yang manusia tidak dapat memikirkannya yaitu spiritual yang penetapannya adalah doa. Tetapi jika masalah tentang pernikahan hanya dipikirkan, maka akan menimbulkan variasi karena spiritual itu adalah segala apa yang di langit turun ke bumi sedangkan filsafat segala hal yang hanya ada di bumi menggapai langitpun tidak akan pernah sampai. Maka barang siapa yang menghadapi suatu urusan tanpa adanya spiritualitas diri pasti akan banyak salahnya. Misalkan seseorang yang menerjemahkan jodoh itu sebagai cinta saja tidak didasari oleh ikatan pernikahan dan kemudian hidup bersama dengan pasangannya selama beberapa tahun dan dikaruniai anak lalu tiba-tiba berniat untuk menikah. Hal ini karena ia memandang sebuah pernikahan dari sisi dunia dan pikiran saja tidak dituntun dengan sisi spiritualitas. Tiadalah berfilsafat kalau tidak bersumber dari pikiran para filsuf. Jika ingin tuntas membahas tentang jodoh menurut filasafat, maka bacalah pikiran para filsuf tentang jodoh. Jodoh termasuk dalam sisi romantisme. Dari sisi romantisme, orang yang paling romantis adalah orang yang paling berkuasa. Orang yang paling romantis di dunia adalah Barack Obama karena ia yang paling berkuasa dan mempunyai senjata nuklir.

Pertanyaan 2: Setiap manusia, memiliki tujuan hidup. Tetapi apabila tujuan hidup tersebut tidak sesuai dengan harapan, bagaimanakah filsafat menyikapinya.
Tujuan itu idealis yaitu merupakan sesuatu yang ada di dalam pikiran. Antara fakta dan pikiran belum tentu sinkron. Bagaimana apabila tujuan hidup tidak sesuai ataupun sesuai dengan harapan. Banyak perpesktif dari sisi filsafat untuk mendekatinya baik itu dari sisi tesis dan anti tesisnya. Usaha, berpikir, atau hidup itu tidak lain berasal dari dua unsur atau lebih yang manusia hasilkan atau sintesiskan. Kemudian jika hal ini dikaitkan dengan hal spiritual, maka yang dipikirkan oleh manusia itu bersifat relatif. Dikatakan relatif karena manusia tidak mengerti bahwa kriteria keberhasilan yang dikehendaki itu punya pandangan yang lain yang manusia tidak menyadarinya. Contohnya ketika ia gagal terhadap sesuatu kemudian ia bertawakal dan berdoa, kekuatan yang dimiliki untuk berjuang masih bertahan, dan tetap berusaha. Kemudian dengan semangat yang masih tersisa tersebut ia berhasil keluar dari kegagalan itu dan memperoleh kesuksesan. Keberhasilan ini segmennya sudah berbeda dan memiliki makna yang berlipat ganda. Pak Marsigit bercerita mengenai lingkungan dimana beliau mendirikan rumah dan menjadi tempat tinggalnya sampai sekarang. Dulu, di dekat rumah yang beliau tempati sekarang terdapat sepetak tanah dengan serumpun pohon bambu. Dimana, setiap hujan turun pohon bambu tersebut pasti roboh dan merusak atap rumah beliau serta yang lebih parahnya lagi kabel listrik yang membentang di atas rumah beliau putus. Pemilik sepetak tanah tersebut adalah orang asli daerah itu, tetapi tempat tinggal orang tersebut agak jauh dari rumah beliau. Lalu Pak Marsigit mendatangi dan berbicara dengan pemilik sepetak tanah dengan rumpun bambu tersebut, dengan maksud ingin menebang pohon bambu itu. Orang itu memperbolehkan beliau untuk menebang asalkan menebangnya dari atas. Ini menandakan bahwa orang tersebut tidak ikhlas jika pohon bambunya ditebang. Pak Marsigit merupakan orang pendatang di kampung tersebut dan belum mengerti tata cara masyarakat yang ada di kampung itu. Kelihatannya untuk menebang pohon bambu itu, pemilik sepetak tanah tersebut tidak berkenan dan mengatakan bahwa mana lebih dulu pohon bambu itu atau rumah yang bapak dirikan. Pak Marsigit bisa saja melaporkan hal ini kepada perangkat desa karena untuk menebang bambu itu adalah hak beliau dan bambu itu sangat meresahkan dan menyebabkan ketidaknyamanan dengan tempat tinggal beliau. Tetapi beliau memiliki prinsip yaitu pantang untuk bermusuhan dengan tetangga. Akhirnya jalan satu-satunya yang beliau tempuh adalah spiritualitas yaitu dengan berdoa, memohon kepada Allah agar diberi solusi. Akhirnya, setelah beberapa tahun kemudian Allah mengabulkan doa beliau. Anak dari pemilik sepetak tanah tersebut ingin mendirikan rumah di tanah itu tetapi anak itu tidak ingin jika bambu tersebut masih tertanam disana akhirnya tanah itu dijual dan kemuadian orang yang membeli tanah tersebut membabat habis bambu itu dan mendirikan rumah pada tanah tersebut. Itu merupakan solusi bagi beliau, doa yang selama ini dipanjatkan, terkabul. Hubungan antar tetangga tetap terjaga dengan baik, saling menghormati, dan menghargai satu sama lain. Terkadang manusia merasa dunia itu sempit, berpikir bahwa tidak ada solusi untuk masalah yang dihadapi. Tetapi dengan kita berdoa, bertawakal dengan sungguh-sungguh maka Allah akan menunjukkan solusi bagi kita. Solusi itu tidak langsung kelihatan namun perlahan-lahan tapi pasti. Seseorang tidak boleh berpikir negatif kepada Allah dan tidak boleh memvonis dirinya bahwa ia tidak akan berhasil karena itu mendahului takdir Tuhan. Ini merupakan jebakan filsafat yaitu jebakan pengertian, pura-pura mengerti tetapi sebenarnya tidak mengerti dan hal ini merupakan tindakan yang tidak sesuai sengan ruang dan waktu.

Pertanyaan 3: Kenapa matematika disebut Koherentisme?
Matematika murni terdiri atas definisi, aksioma, dan teorema-teorema. Teorema yang dibuat ahrus sistematis denga teorema-teorema sebelumnya. Hal yang terpenting dalam membuat teorema-teorema adalah konsisten. Konsisten kata lainnya adalah koheren dan alirannya adalah koherentisme. Lawan dari koherentisme adalah sesuatu yang sesuai dengan ruang dan waktunya yaitu korespondensi. Jadi, di dalam pikiranmu adalah koheren dan di dalam penglihatanmu adalah koresponden. Logika tidak harus sama dengan kenyataannya tetapi sesuai dengan permisalannya, itulah ilmu matematika murni. Inilah yang di tentang Immanuel Kant,  karena menurut Immanuel Kant ilmu itu harus berdasarkan pikiran dan pengalaman. Pertanyaannya apakah bisa seseorang hidup dengan pikiran saja? atau apakah bisa seseorang hidup dengan pengalaman saja? atau apakah bisa seseorang hidup tidak dengan kedua-duanya? Karena sebenar-benarnya hidup adalah interaksi pikiran dan pengalaman.

0 komentar:

Posting Komentar